AYAT BACAAN : ULANGAN 31 : 1-6
"Tak ngoyo" atau tak ingin memaksakan diri mengejar ambisi. Begitulah prinsip hidup yang dijalani aktris Marini Zumarnis saat ini. Dengan prinsip seperti itu, perempuan kelahiran Jakarta, 33 tahun lalu itu juga tak pernah merasa terbebani kala usaha yang dia coba mengalami kegagalan.T ermasuk, saat dirinya mencoba mencalonkan diri sebagai wakil rakyat dalam pemilihan umum yang digelar 9 April lalu, dan gagal. "Sebenarnya, aku di internal partai mendapat suara banyak. Tetapi ternyata di daerah pemilihanku itu, partaiku tidak mendapat kursi. Aku sudah berusaha yang terbaik. Kalau gagal ya itu kan Tuhan yang menentukan. Aku sih percaya saja, rezeki dan semua yang terjadi yang menentukan Tuhan," ungkap Marini
"Tak ngoyo" atau tak ingin memaksakan diri mengejar ambisi. Begitulah prinsip hidup yang dijalani aktris Marini Zumarnis saat ini. Dengan prinsip seperti itu, perempuan kelahiran Jakarta, 33 tahun lalu itu juga tak pernah merasa terbebani kala usaha yang dia coba mengalami kegagalan.T ermasuk, saat dirinya mencoba mencalonkan diri sebagai wakil rakyat dalam pemilihan umum yang digelar 9 April lalu, dan gagal. "Sebenarnya, aku di internal partai mendapat suara banyak. Tetapi ternyata di daerah pemilihanku itu, partaiku tidak mendapat kursi. Aku sudah berusaha yang terbaik. Kalau gagal ya itu kan Tuhan yang menentukan. Aku sih percaya saja, rezeki dan semua yang terjadi yang menentukan Tuhan," ungkap Marini
Dalam kehidupan, sering kali kita dihadapkan pada sebuah kondisi dilematis. Antara sebuah kebutuhan dan keinginan, dipisahkan oleh sekat yang sangat tipis. Namun sejatinya ada sebuah prinsip yang bisa membedakan, yakni bila sesuatu itu merupakan sebuah kebutuhan dan tak terpenuhi maka manusia akan berpotensi untuk menjadi susah dan sengsara bahkan menderita. Sebaliknya bisa sesuatu itu merupakan sebuah keinginan, dan belum bisa terpenuhi biasanya hanya timbul sebuah kekecewaan.
Berjuang dengan segenap tenaga untuk memenuhi kebutuhan hidup, rasanya lebih bisa membuat hidup ini berarti, daripada bersikap ambisius untuk sekedar memenuhi keinginan hidup. Dan Tuhan pun dalam memberikan AnugerahNya senantiasa melihat apakah itu sudah merupakan kebutuhan buat kita, atau hanya sekedar keinginan hati kita. Demikian pula dengan Musa, mungkin dia punya keinginan untuk dapat memimpin bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian. Apalagi dialah yang memimpin bangsa israel keluar dari tanah perbudakan. Namun kehendak Tuhan berkata lain. Tuhan tahu kebutuhan bangsa Israel tentang sosok pemimpin Muda yang diberkati, yang mampu menjadi pemimpin yang memotivasi bangsa israel untuk bekerja membangun hidup yang baru di tanah perjanjian.
Memahami segala rencanaNya tentang kebutuhan dan keinginan hidup kita, serta mau hidup senantiasa pada kehendakNya membuat damai sejahtera akan mengalir. Dan hidup kita jelas akan lebih berarti...