Rabu, Mei 23, 2012

Siapa Takut ?


Bacaan : Matius 14 : 22-36

Menjadi seorang pembalap mobil Formula 1, bukan hanya bermodalkan ketrampilan mengemudi mobil balap dan bisa ngebut melewati berbagi tikungan tajam dengan kecepatan hampir 300 km/jam. Tetapi juga harus memiliki keberanian dan kemampuan mengatasi rasa takut. Siapa yang tidak takut duduk dan berkendara dengan mobil melewati tikungan-tikungan tajam dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan sebuah pesawat. Salah sedikit atau kehilangan konsentrasi, dapat menimbulkan kecelakaan dan kematian.

Memiliki rasa takut adalah sebuah sisi kejiwaan seorang manusia. Dan itu bisa dipahami selama masih dalam taraf wajar dan tidak berlebihan. Beberapa orang memiliki rasa takut yang berlebihan dengan alasan yang sama sekali tidak wajar. Ketakutan itu menghantui mereka dan pada akhirnya dapat merusak kehidupan mereka akibat hilangnya kedamaian di dalam hati. Jika kondisi yang terjadi adalah demikian, maka sangat dibutuhkan bantuan orang lain yang memiliki keahlian untuk mengatasi dan mengendalikan ketakutan.

Pengalaman murid-murid Yesus yang mengalami ketakutan luar biasa akibat perahu yang mereka tumpangi terancam tenggelam akibat cuaca badai, mengingatkan kita bagaimana mengendalikan ketakutan bersama Yesus. Apapun yang menjadi alasan bagi kita untuk takut seharusnya bisa kita kendalikan ketika kita mengingat bahwa Yesus berkuasa atas segala hal. Bersama Dia dan melalui kehendakNya, maka badai dan topan yang menghalang akan berubah menjadi sebuah kedamaian. Kuncinya adalah menyerahkan diri dan percaya bahwa Tuhan mampu mendatangkan segala perkara yang mendatangkan kebaikan bagi kita.

Demikian juga mengatasi ketakutan yang terjadi di dalam diri kita terkait rasa tidak mampu dan rendah diri. Percayalah bahwa masing-masing manusia diciptakan unik dan berbeda dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Setiap manusia memiliki nilai dan keahlian masing-masing. Melalui sebuah kehidupan bersama dengan sesama, rasa saling melengkapi itu akan terjadi. Ini soal rasa percaya diri saja, dan bukan soal rasa takut. Mulai sekarang mari kita berani berkata," Siapa takut ?"

"Aku berani dan bisa. Siapa takut ?"