Sabtu, November 19, 2016

Semangat anti kendho,sedhuluran njobo njero



Bacaan : KIS 2 : 42-47

Pasti kita ingat sebuah peribahasa yang mengatakan, “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”. Makna dan arti dari Peribahasa ini adalah, sesuatu akan berhasil dan mudah bila dikerjakan bersama-sama atau bersatu lebih kuat daripada terpecah belah. Peribahasa ini dulu sering dipakai untuk menguatkan hati dalam mencapai sebuah tujuan dalam perjuangan. Melalui peribahasa ini kita dapat menggambarkan betapa kuatnya dampak sebuah kerjasama terhadap sebuah perjuangan.

Dalam kehidupan bersekutu, kita pun seharusnya memaknai peribahsa tersebut. Tentu kita memiliki tujuan yang sama dalam membina persekutuan bersama saudara-saudara seiman. Salah satu tujuan utama persekutuan kita adalah menumbuh-kembangkan oran-orang percaya sehingga rencana karya TUHAN ALLAH makin berlaku dan nyata di dunia, demi kemuliaan nama Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus.Mewujudkan tujuan ini tidaklah mudah dan memiliki banyak tantangan. Maka melakukannya bersama-sama akan lebih mudah dan memiliki dampak yang lebih besar.

Teladan kehidupan jemaat perdana, harusnya kita ingat terus menerus. Mereka bertekun,sehati baik di Rumah Tuhan (Gereja) maupun di rumah pribadi-pribadi. Mereka bersekutu dengan gembira, tulus hati dan memuji Tuhan. Semangat mereka untuk memuliakan Tuhan tak pernah padam, dan persaudaraan yang mereka bina adalah persaudaraan yang sejati. Yang kuat membantu yang lemah, yang lebih menolong yang kurang. Begitu indahnya kehidupan jemaat perdana saat itu. Dampak dari persekutuan yang indah itu, Rasul Paulus menyatakan bahwa jumlah mereka di tambahkan semakin hari semakin banyak. Itu adalah sebuah bukti bagaimana kehidupan orang-orang Kristen yang rukun akan berbuah.

Mengingat teladan persekutuan jemaat perdana, mari kita mencoba mewujudkan semangat persekutuan yang seperti itu di dalam jemaat kita. Semangat anti kendho dalam melayani Tuhan dan sesame. Juga mewujudkan persekutuan yang sejati, luar dalam (njobo njero). Kita kobarkan semangat persekutuan dan pelayanan yang tulus tanpa motivasi yang tidak benar. Lalu kita bina kehidupan persekutuan yang saling memperhatikan, saling mendukung dan saling memberkati. Jika itu bisa kita wujudkan, maka Tuhan akan memberikan buah kehidupan yang manis kepada kita (JOP).

Senin, Oktober 10, 2016

Sehati meski tak seragam


Bacaan : 1 KOR 1 : 10-17

Ditengah-tengah kehidupan sosial bermasyarakat, kita pasti mengenal adanya kegiatan ARISAN. Kegiatan ini utamanya dilakukan oleh para perempuan dengan tujuan menjalin keakraban. Berbagai aturan main disepakati, dengan tujuan utama menjalin kekerabatan dan sekaligus melakukan tata kelola keuangan bersama-sama. Tidak ada yang mempedulikan latar belakang agam, suku, dan tingkat sosial para peserta arisan. Semua berkumpul bersama untuk menjalin keakraban dan kekerabatan, serta saling menolong menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan.

Tujuan tersebut hampir mirip dengan tujuan awal dibentuknya sebuah persekutuan. Semua orang yang memiliki keyakinan iman yang sama berkumpul, saling membangun iman dan mewujudkan kehidupan bersama sesuai dengan ajaran kehidupan yang diyakini bersama. Namun persoalannya dalam mewujudkan tujuan bersama itu tidaklah mudah. Berawal dari perbedaan pandangan, perbedaan sikap atas sebuah pergumulan, berakhir pada timbulnya perpecahan. Masing-masing pihak tidak lagi ingat bagaimana tujuan awal dibentuknya sebuah persekutuan yakni untuk saling berkumpul, membangun dan memiuliki kehidupan bersama sesuai dengan ajran yang diyakini benar. BErawal dari sebuah perbedaan pandangan, dan sikap atas sebuah persoalan dapat menjadikan persoalan yang besar dan berujung pada perpecahan.

Seharusnya kita mengingat ajaran Rasul Paulus untuk senantiasa hidup seia sekata, erat bersatu dan sehati sepikir. Manakala persekutuan kita dihadapakan pada sebuah persoalan yang berpotensi membawa persekutuan dalam jurang perpecahan, maka seharusnya kita mengutamakan kehendak Kristus dalam memutuskan sebuah persoalan. Masing-masing pihak harusnya berupaya menggumuli kehendak Kristus, bukan berupaya mengegoalkan pendapatnya masing-masing karena beerkeyakinan pendapatnya adalah yang terbaik. Ingat saja bahwa bukankan persekutuan ini dibangun dengan tujuan akhir untuk memuliakan Nama Tuhan ?

Dalam kehidupan bersama, selalu ada benih-benih konflik yang jika tidak dijaga akan berpotensi merusak. Semuanya harus dikendalikan dan ditata agar adanya perbedaan dipandang sebagai berkat Tuhan agar hidup tidak monoton. Bayangkan betapa monotonnya kehidupan jika kita hanya melihat setiap pribadi menggunakan baju yang sama, semua nya seragam. Bukankah lebih indah melihat pribadi-pribadi dengan aneka busana yang jika kita pandang akan membuat pandangan kita tidak monoton.

Kita semestinya satu hati dalam menggapai cita, walau kita mengenakan seragam yang berbeda. Apalagi jika persekutuan itu memiliki cita-cita yang baik. Keberadaan persekutuan harusnya kita syukuri dan kemudian kita jaga keutuhannya. Bukankah kita bahagia ika hidup dalam persekutuan yang indah, dimana anggpta-anggotanya seia sekata, sehati dan sepikir dalam memuliakan Tuhan  

Kamis, Juni 09, 2016

Difficult is not impossible



Kalimat pendek ini "menampar" saya, saat terucap dari mulut seorang wanita yang berusia 30 tahun an namun kini menjabat sebagai direktur operasi sebuah perusahaan asing. Dalam dunia transportasi laut, jabatan direktur operasi biasanya  dijabat oleh seorang pria, namun kali ini sosok wanita muda dan energik lah yang memegangnya.

Dia tak pernah kenal menyerah. Halangan baginya hanyalah sebuah tantangan. Dia irit bicara tapi cepat berpikir. Para pria yang menjadi anak buahnya terkadang terlihat kewalahan mengikuti ritme kerjanya. Apalagi jika di tanya, ini sulit atau tidak mungkin?

Seringkali kita menyerah pada sebuah persoalan. Kita kalah karena beranggapan bahwa persoalan ini tidak mungkin di selesaikan. Padahal jika kita tenang, dan kemudian menggunakan akal budi kita sebenarnya persoalan itu hanyalah sulit untuk di selesaikan.

Maka jika kini kita sedang menghadapi persoalan, jangan gampang menyerah. Cobalah untuk mengidentifikasi dahulu. Apakah ini sulit untuk diselesaikan ataukah tidak mungkin untuk di selesaikan. Semoga dengan langkah itu, kita bisa membuat langkah awal yang tepat untuk menyelesaikan sebuah persoalan...

Ingatlah Kawan,
Sulit bukanlah tidak mungkin untuk di selesaikan...
Tuhan menolong dan memberkati kita

Jumat, Mei 13, 2016

Let's Change


Bacaan : Roma 12:2

Ada sebuah buku yang keren, dan sangat perlu untuk dibaca. Judul nya “ Let’s change “ atau Ayo Berubah. Penulisnya Rhenaldi Kasali, Guru Besar Ilmu Manajemen di Universitas Indonesia. Dia menulis buku ini karena melihat masyarakat kita "phobia" pada perubahan. Masyarakat kita mudah bereaksi pada sebuah perubahan. Reaksi yang di tunjukkan cenderung negative dan bahkan berpotensi menolak. Padahal menurut keyakinannya, berani melakukan perubahan itu penting. Karena dengan berani merubah hidup maka kita akan berpeluang memiliki perubahan hidup yang lebih baik.
Manusia suka terjebak pada sebuah area yang sering dikatakan sebagai Zona Nyaman atau “comfort zone”. Merasa cepat puas, nyaman dan bahkan enggan beranjak dari sebuah keaadaan yang kadang tanpa disadari keadaan itu bisa menjadi jebakan kehidupan. Padahal dinamika kehidupan itu berjalan cepat, dinamis dan keras. Jika kita hidup statis, maka kerasnya kehidupan bisa mempersuli perjalanan kehidupan kita.

Ajakan untuk berubah juga diserukan Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma. Bahkan Rasul Paulus menyerukan untuk melakukan perubahan secara mendasar, yakni perubahan akal budi. Kehidupan bangsa Roma yang modern di kala itu berpotensi menjebak dan membawa Jemaat untuk hidup menjauh dari Tuhan. Seruan Rasul Paulus adalah peringatan agar Jemaat di Roma tidak hidup dalam arus duniawi melainkan berubah untuk menjadi lebih baik dan memiliki spirtualitas. Dengan perubahan akal budi itu maka Jemaat di Roma diharapkan mampu hidup seturut dengan kehendak Tuhan, membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Kini kita pun diajak untuk berani membuat perubahan hidup agar memiliki kehidupan yang lebih baik. Memang untuk mewujudkan hidup yang lebih baik, itu perlu perjuangan. Untuk memperoleh kenikmatan perlu pengorbanan. Karenanya jangan takut pada perubahan. Siapkan saja mental terbaik disertai keyakinan bahwa kita mampu berubah karena kita di karuniai akal budi dan hikmat untuk mewujudkan perubahan hidup. Jika kita mampu berubah untuk menjadi lebih baik, maka hidup kita juga akan berubah menjadi lebih baik.

Ayo berubah ....!

Awali mulai sekarang......(KPT)