AYAT BACAAN : MATIUS 10 : 22-26
BAWANG adalah salah satu bumbu yang hampir dipakai dalam setiap masakan. Itu artinya, bawang ikut memengaruhi lezat tidaknya sebuah menu. Ada beberapa jenis bawang yang kita kenal, antara lain : bawang putih, bawang merah, dan bawang bombai. Menariknya, bawang memiliki bau yang kurang sedap ketika masih dalam wujud aslinya. Namun setelah dipakai dalam proses masak, dicincang atau di geprak dan kemudian di tumis, bawang akan berubah menjadi harum. Menariknya lagi, bawang bukan hanya dipakai untuk menyedapkan masakan, tetapi sebenarnya bawang memiliki bermacam macam khaziat untuk kesehatan. Ada beberapa khaziat antara lain : anti oksidan dan anti kanker. Sungguh luar biasa keberadaan bawang ini.
Dan pernahkah kita berpikir, sebagai orang kristen seringkali hidup kita mirip mirip dengan sebuah bawang. Kehadiran kita sering dirasakan sebagai bau yang tidak sedap bagi dunia ini. Keberadaan kita sering dianggap sebagai hal yang menggaggu bagi dunia. Bahkan segelintir orang mengatakan bahwa kita adalah kaum murtad. Banyak orang kristen "dianaiya" walau mungkin tidak secara fisik, tapi secara perasaan sebagai kaum minoritas. Karier di pending karena beragama kristen, jabatan di turunkan karena tidak seiman oleh atasan dan bentuk bentuk "penganaiayan" yang lain. Marilah kita melihat bagaimana Tuhan Yesus menerima semua perlakuan itu dari dunia ini. Dia dianggap sebagai pengganggu dunia sehingga keberadaannya harus di lenyapkan dan dihancurkan.
Bagaiamana kita menghadapai itu semua? Tak ada hal lain selain kita harus bisa menghayati dan melakukan semua nya dengan ketulusan hati. Ingat ingat saja seperti bawang. Walah baunya tidak sedap dan dihindari banyak orang, tapi ketika di cacah, di geprak dan di tumis dalam panas akan menjadi harum baunya. Dan melezatkan semua masakan. Yang lebih penting lagi ternyata juga bisa mengobati banyak penyakit.
Proses yang harus kita terima dan hadapi tentu tidaklah mudah. Kita harus siap "dicincang, di geprak, dan di bakar dalam panas" agar fungsi kita yang sejati itu bisa dirasakan. Tak perlu kuatir dan takut. Ingatlah terus kepada apa yang dikatakan Tuhan Yesus, seorang hamba tidak akan melebih Tuannya. Kalo Tuan kita saja rela menerima semua keberadaan ini, bagaimana dengan kita ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar