Rabu, September 16, 2009

Mudah dan Murahnya mencari Damai Sejahtera


AYAT BACAAN : LUKAS 19 : 1-9
Di Sleman - Sebanyak 10 dari 40 desa wisata yang tersebar di wilayah Kabupaten Sleman menyiapkan homestay untuk wisatawan selama libur Lebaran. Kesepuluh desa wisata itu, di antaranya desa wisata Brayut, Kembangarum, Plempoh, Kelor, dan Ketingan. Konsekuensinya, warga desa itu harus rela tidak bepergian selama Lebaran. "Itu risikonya, tapi sebagian besar warga sudah terbiasa tidak bepergian," kata Wahyudi Heru Santoso, Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, kemarin.Harga tiap-tiap homestay berbeda-beda, mulai dari Rp 60 ribu per orang. Warga yang menginap akan memperoleh fasilitas tempat tidur dan makan. Pada libur Lebaran tahun ini, diperkirakan jumlah wisatawan naik 8 persen, dari 5.640 orang pada 2008 menjadi 6.000 orang pada 2009. Sebuah tawaran yang murah dan mudah untuk menikmati liburan, dan melepaskan penat serta menyenangkan hati.

Apakah juga ada cara mudah dan murah bagi kita untuk menikmati hidup dan merasakan damai sejahtera? Jawabannya tentu ada ! Hanya bagaimana kita mampu menemukan cara mudah dan murah itu dengan kejelian mata hati kita. Karena hanya dengan kejelian mata hati kita, cara mudah dan murah untuk mendapatkan damai sejahtera dan sukacita itu akan kita dapatkan.

Zakheus adalah salah satu orang yang kehidupannya berlimpah materi. Segala kekayaan duniawi sudah dia punyai. Namun toh, terbukti dia tidak memiliki hati yang damai sejahtera. Perasaan bersalah karena dia memiliki kekayaan dengan memeras orang orang di sekitarnya, dan juga sikap orang orang sekitarnya yang menganggap bahwa dia adalah orang yang berdosa membuat Zakheus hidup dalam dunianya sendiri. Maka ketika dia mendengar ada Yesus hadir di sekitarnya, dia percaya bahwa Yesus lah satu satunya sumber damai sejahtera itu. Dengan cara yang mudah dan murah, yaitu memanjat pohon ara, dia mampu menarik perhatian Yesus. Bahkan akhirnya membuat Yesus berkenan menumpang di rumahnya.

Kalau saja kita memiliki kejelian hati seperti Zakheus. Maka sebenarnya damai sejahtera itu mudah dan murah untuk kita dapatkan. Seperti pengalaman Zakheus, keberhasilan menghadirkan Kristus untuk tinggal didalam kehidupan berkeluarga kita, adalah cara satu satunya mendapatkan damai sejahtera. Lalu bagaimana cara yang mudah dan murah untuk itu ? Cara yang terbukti mudah dan murah adalah bagaimana kita bisa bersama sama meluangkan waktu untuk bernyanyi, berdoa dan bersekutu bersama keluarga kita. Didalam persekutuan keluarga itulah akan kita rasakan damai sejahtera karena Kristus berkenan hadir didalam keluarga kita. Didalam persekutuan keluarga itu jugalah, kita bisa saling menguatkan, saling mengkoreksi bila ada hal hal yang tidak berkenan. Kita juga bisa bersama sama memohon dan menyerahkan semua pengharapan kita kepada Tuhan lewat doa doa kita. Dengan demikian akan terciptalah sebuah keluarga Allah yang menjadi saluran berkat bagi sesama. Bukankah keluarga yang hangat, harmonis dan saling mengasihi adalah kebahagian yang besar dalam kehidupan kita ?

Selasa, September 08, 2009

Mengajar dan menghajar...Apa bedanya ?


AYAT BACAAN : YOHANES 8 : 1 - 12


Selama ini tembakau dianggap sebagai biang penyebab segala penyakit, sehingga dimusuhi para pegiat kesehatan. Padahal menurut dokter spesialis syaraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Abdulbar Hamid, berdasarkan referensi ilmu kedokteran tembakau bisa meningkatkan kecerdasan. "Asal tidak diisep,"katanya. Jika diisap dalam bentuk rokok, menurut dokter lulusan Universitas Indonesia, itulah yang menimbulkan masalah kesehatan, seperti gangguan jantung, pembuluh darah dan problem kesehatan lainnya. "Zat nikotin itu bagus buat kecerdasan dan menghambat dimentia, tapi kalau dikunyah bukan dibakar,"ujarnya.

Menilik artikel singkat diatas, apapun barangnya dan bagaimanapun kualitasnya, namun sesungguhnya terwujudnya kecerdasan sejatinya merupakan hasil akhir dari sebuah proses belajar dan mengajar yang sempurna. Faktor lain hanyalah sebagai penunjang keberhasilan. Menariknya, ada satu hal penting yang membedakan antara proses mengajar dan menghajar. Walaupun hanya beda 1 huruf saja dalam kata tersebut, namun perbedaan artinya sungguh bertolak belakang. Dengan kata lain Mengajar dan Menghajar adalah hal yang berbeda walau sepintas tulisannya...nyaris sama !!!

Apa yang menyebabkan Mengajar itu tidak sama dengan Menghajar ? Perbedaan nya adalah terletak pada cara/proses seseorang dalam melakukan kedua hal tersebut. Mengajar selalu berproses secara sejuk. Menghajar cenderung menyakitkan dan menakut-nakuti. Akibatnya kita akan menjadi sosok yang hanya pandai berbalas dendam karena terbiasa dihajar. Mengajar dilakukan dengan kalimat yang lembut namun tidak meninggalkan ketegasan dan kewibawaan. Sedangkan menghajar bisanya dilakukan dengan kekuatan fisik dan di dasari emosi

Tuhan Yesus adalah pengajar yang baik, walau bagi sebagian orang yang tidak peka seringkali cara Tuhan Yesus mengajar dianggap sebagai sebuah hajaran. Padahal ajaran Tuhan Yesus itu dilakukan dengan kelembutan dan mendatangkan kebaikan bagi kita. Namun seringkali kita hanya melihat bagaimana ketegasan dan kewibawaan Tuhan dalam melakukan pengajaran. Dan karena kita yang salah mencerna dan menilai, seringkali kita merasa bahwa kita sedang di hajar oleh Tuhan, bukannya diajar. Kalo sudah begitu, biasanya kita ngambek dan berbalik menghindar dari hadapan Tuhan

Manusia pun seharusnya memiliki tugas mengajar. Keberadaan hidupnya harus dipakai untuk mengajarkan kebaikan kepada orang orang yang dikasihinya. Pola pengajaran yang baik sudah diteladankan oleh Tuhan Yesus, yakni dengan proses yang lembut tanpa menghilangkan ketegasan dan kewibawaan. Tuhan Yesus memakai kalimat yang tegas tapi tidak berkesan menggurui. Dan satu hal yang pasti Tuhan Yesus memberikan teladan bagaimana berani mengatakan salah bila memang salah dan benar bila hal itu benar. Kelemahan kita adalah terkadang kita kurang berani mengatakan benar atau salah karena takut melukai hati lawan bicara kita. Proses mengajar yang baik harus kita biasakan dalam hidup kita. Keberanaian kita untuk melakukan proses mengajar itu sejatinya untuk kehidupan yang lebih baik bagi orang orang yang kita cintai. Kalau kita tidak berhasil mengajar dengan baik, bukan tidak mungkin suatu waktu kita akan dihajar oleh orang yang kita cintai. Selamat mengajar !!!

Senin, September 07, 2009

I Love You FULL !!!


AYAT BACAAN : YOHANES 13 : 1 - 20


Dari sosoknya yang eksentrik, orang sudah tahu siapa dia. Rambut gimbal, topi, baju, dan celana berwarna bendera Jamaika, serta gitar plus tawa lepas ha..ha..ha... Dia beken dengan nama panggilan"Mbah Surip". Lagu Tak Gendong ciptaannya tiba-tiba saja melejit di pertengahan tahun ini walau di nyanyikan bukan dengan suara merdu dan tehnik vokal yang baik. Sosok Mbah Surip sebenarnya juga dikenal sebagai seniman musik idealis. Untuk mencari jati dirinya, dia rela meninggalkan teman sekampung dan keluarganya. Slogan yang dimiliki juga membuatnya dikenang oleh jutaan orang Indonesia. "I Love You Full ", demikian selalu dia katakan...Walau secara grammar mungkin kurang tepat untuk di lafalkan namun mbah Surip dengan kesederhanaannya mampu merubah kalimat " I Love You very much " dengan kalimat yang lebih sederhana namun justru lebih mengena. Tebukti, publik merespon ajakannya untuk membagikan cinta dan kasih kepada sesama...Sesuatu yang rasanya makin langka di jaman modern ini, dimana manusia hanya fokus pada kebutuhannya sendiri dan mencoba lupa serta kurang peduli pada kebutuhan sesama.

Kesederhanaan terbukti mampu mempesona penghuni dunia yang sudah biasa dengan gemerlap nikmatnya hidup duniawi. Ketika banyak orang menikmati gaya hidup konsumtif dengan banyaknya kekayaan yang dimilikinya, kesederhanaan menjadi barang yang langka untuk di temukan. Banyak orang yang melepas kesederhanaan yang dimiliki lantas berubah menjadi type manusia dengan gaya hidup borjuis. Bicaranya dibuat dengan gaya bahasa yang tinggi, sedikit rumit dan kadang kadang pakai bahasa asing. Penampilannya pun di buat nyentrik walau terkadang tidak cocok dengan jati diri nya. Biasa naik angkot atau motor, kini serasa alergi bila tidak naik mobil ber A/C

Dimana kesederhanaan ? apakah kesederhanaan sudah punah ? Padahal Kristus sejatinya mengajarkan kepada kita untuk tetap hidup dalam pola hidup rendah hati. Biarpun ada banyak berkat yang mengalir dalam hidup kita, namun Dia sungguh berharap kita mampu terus menjadi teladan dalam kesederhanaan. Karena dengan kesederhaan, kita tetap mampu menjadi saluran berkat bagi sesama. Apapun bentuk kesederhanaan kita. Bisa dengan gaya bicara yang sederhana, penampilan yang sederhana. Namun tidak dengan sikap hidup yang apa adanya. Bukankah Kristus sudah mengajarkan kesederhanaan sejak dia hadir di dunia ini dengan cara lahir di kandang domba dan pada saat dia melakukan tugas pelayanannya di dunia ini. Namun toh demikian, kehadiran dan kesederhanaanya tetap menjadikan Tuhan Yesus begitu dikenang dan mempesona, juga dicintai oleh umatNya.

Jangan pernah menggadaikan kesederhanaan demi mengikuti gemerlap kehidupan dunia. Tetap bergaya sederhana tapi memiliki kualitas adalah lebih baik dari mentereng tapi tak berkualitas. Yakinlah kita tetap mampu mempesona dunia dengan kesederhanaan yang kita miliki. Kesederhaan bukanlah penghalang untuk membagikan cinta dan kasih kita kepada dunia ini. Bahkan kesederhaan adalah modal yang kuat untuk memberlakukan cinta dan kasih

Selasa, September 01, 2009

Teladan seorang Pemimpin


AYAT BACAAN : YOHANES 13 : 13-15


INILAH risiko menjadi seorang pemimpin. Presiden AS Barack Obama menuai protes. Gara-garanya, orang nomor satu di Gedung Putih itu tidak mengenakan helm ketika bersepeda pekan lalu.Saat itu Obama berlibur bersama ke­luarga di Martha's Vineyard, Duke Coun­ty, Massachusetts. Me­reka bersepeda di Kota Aquinnah di pa­ling ujung Pu­lau Martha's Vineyard. Oba­ma satu-sa­tunya yang tidak berhelm.''Banyak kecelakaan sepeda terjadi akhir-akhir ini. Jika terjatuh (saat bersepeda), cedera di bagian kepala mung­kin terjadi. Selain risiko nyawa, cedera seperti itu bisa menghabiskan uang banyak,'' kritik David Mozer, director of the International Bicycle Fund, lembaga nonprofit di Seattle, kepada New York Daily News. ''Alangkah baiknya jika presiden memberikan contoh.

Teladan adalah sifat utama dan mutlak yang harus ada dalam jiwa setiap pemimpin. Keteladanan merupakan pola sikap yang tidak pernah lekang ditelan zaman dan modernisasi Selain itu keteladanan juga merupakan salah satu kunci keberhasilan kepemimpinan seseorang. Keteladanan sangat erat kaitannya dengan pelayanan dan kerendahan hati.

Pemimpin yang memiliki teladan mampu mencetak pemimpin baru tanpa merasa harus disaingi. Baginya menjadi pemimpin semata mata bukan supaya terlihat "macho" dengan hal-hal yang bersifat kewenangan, kekuasaan, dan status sosial atas jabatan yang dipegangnya, melainkan "maestro" yang berorientasi pada kemampuan dia mengerjakan pekerjaan yang dibebankan pada dirinya dan menjadi contoh bagi orang orang yang dipimpin nya.

Tuhan Yesus adalah Guru bagi kita dalam hal keteladanan. Dia menempatkan diriNya sebagai seorang pemimpin yang tegas, mempunyai kekuatan kepemimpinan yang teguh namun juga memiliki kerendahan hati yang luar biasa, yang dipakainya untuk melayani anak buahNya. Tak henti hentinya Dia mengingatkan kita untuk menelandani sikap sikapNya dan yang lebih penting adalah menjadi teladan yang baik bagi dunia ini lewat perbuatan yang sepadan dengan perkataan kita. Apalah arti seorang pemimpin yang hanya mampu bicara namun tak pernah ada perbuatan yang nyata dan membawa teladan dalam era kepemimpinannya

Kita semua adalah pemimpin dalam setiap peran kehidupan kita. Setidak tidaknya kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri. Mari kita belajar untuk menjadi teladan yang baik dalam kepemimpinan kita. Mulai dari hal yang sederhana saja. Yakni menyelaraskan perkataan kita dengan perbuatan kita. Itulah kekuatan utama seorang pemimpin.