Saya belajar komputer mulai ketika saya kelas 2 SMP. Waktu itu saya dibelikan orang tua saya satu unit computer bekas type XT. Belum seperti computer jaman sekarang tentunya. Kala itu di butuhkan sebuah disket besar untuk melakukan “booting” atau proses menyalakan komputer. Apalagi programnya, seingat saya saat itu yang tercanggih adalah WS (Wordstar) dan Lotus. Belum ada Microsoft office milik windows ataupun open office milik linuk. Memang, Komputer beserta perangkatnya berkembang pesat dari sejak awal di munculkan sampai terkini. Terutama sejak era informasi seperti sekarang ini. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi dan semakin waktu tentu semakin canggih.
Namun ada sesuatu hal yang tak pernah berubah. Kalaupun berubah tidak terlalu significant menurut saya, yakni “keyboard” computer. Dari susunan hurufnya, sampai bentuk keyboard selalu sama. Demikian juga dengan tombol-tombolnya, nyaris sama ! Yang tak berubah lainnya adalah fungsi tombol pada pada CPU nya yakni tombol power dan tombol restart. Tombol power berfungsi untuk mengaktifkan, sedangkan tombol restart untuk melakukan re-boot. Bahkan,akhir-akhir ini tombol power dan restart dijadikan satu tombol, khususnya untuk CPU terbaru. Anda yang biasa mengoperasikan komputer tentu tahu betul tentang ini.
Sejujurnya saya tertarik dengan dua tombol utama yakni tombol escape dan tombol power. Menurut fungsinya, Tombol escape digunakan untuk “kondisi darurat”. Bila computer ngadat, tombol ini ditekan untuk keluar dari kondisi ngadat atau yang biasa orang sebut “hang”. Sedangkan Tombol power di pencet untuk mengkatifkan komputer dan membuat komputer mampu melakukan segala sesuatu dengan begitu hebatnya.
Secara pribadi saya punya tombol escape. Apalagi ketika saya merasa sedang “hang”. Yakni sebuah kegiatan “memotret”. Entah mengapa saya begitu “keracunan dan kecanduan” untuk kegiatan yang satu ini. Ketika penat melanda, kamera terasa menjadi sebuah tombol escape yang sempurna buat saya. Apalagi ketika dengan kamera itu saya mendapatkan object foto yang menarik dan saya melakukan kegiatan olah digital untuk menyempurnakan tampilan foto. Saya betah berjam-jam untuk melakukan itu didepan komputer. Setelah itu semua selesai, saya bisa tidur nyenyak !
Teman/sahabat saya lain lagi gayanya. Dia masih “single” atau belum menikah. Sepengetahuan saya dia belum punya pacar. Namun sepengetahuan saya juga, saat ini sedang jatuh cinta pada seorang gadis. Bahkan ini cinta pertamanya (sekali lagi kalo saya tidak salah). Nah, teman saya ini punya tombol power didalam kehidupannya. Tombol itu “terpencet” otomatis ketika dan setelah dia bertemu dengan sang pujaan hatinya. Biasanya itu terjadi ketika libur akhir pekan. Kalo dia sudah bertemu dengan gadis yang sedang dicintainya. Dia merasakan hidup yang penuh warna dan penuh semangat. Apapun akan mampu dia laksanakan, bahkan bersepeda dari luar Surabaya menuju kota Surabaya sekalipun. Asal dia sudah bertemu dengan sang pujaan hati maka terasa bahwa tombol power itu…terpencet...otomatis ! Pikiran segar, badanpun bugar.
Apapun namanya, dua tombol ini tentu merupakan tombol ajaib bagi saya dan teman saya. Beda nama dan beda fungsi. Tapi hasilnya satu yakni membangkitkan semangat kehidupan. Waktu memencetnya pun beda, tapi yang saya tahu pasti kalo kedua tombol ini tak terpencet, pasti serasa “kurang darah”. Terasa letih dan lesu dalam menjalani kehidupan…
Malam ini saya bahkan baru menyadari, bahwa sebenarnya Tuhan yang maha kuasa itu adalah sumber tombol escape maupun tombol power sekaligus. Dengan kuasaNya yang ajaib, Tuhan bahkan mengendalikan kedual tombol itu dengan begitu sempurnanya. Sayang, manusia ini sering lupa dengan hal ini. Atau kalau pun tak lupa, mungkin hanya menjadikan Tuhan sebagai tombol escape saja. Artinya disini adalah, Jikalau menghadapi keruwetan hidup, kita buru-buru memencetnya agar segera terbebas dari keruwetan. Tetapi jika sedang bahagia, maka kita lupa bahwa sesungguhnya yang memegang dan memiliki tombol power kita itu adalah DIA.
Teman-teman yang terkasih,
Pasti semua setuju, bahwa Tuhan kita yang sempurna dan baik itu tidaklah pantas bila hanya berperan sebagai tombol escape saja. Sebagai Sang Pencipta, Dia bahkan lebih pantas untuk menjadi tombol power bagi kita. Ketika kita dekat padaNya rasakan kekuatan Allah itu menjadi kekuatan kita. PowerNya menjadi power bagi kita. Bahkan serunya lagi, seperti tombol power dan tombol restart di komputer yang saat ini sudah jadi satu. Maka disaat kita memencet tombol power itu, maka sesungguhnya kita bukan hanya mendapatkan “power”nya saja tetapi juga mendapatkan “way out” nya. Bukan hanya dapat kekuatanNya tetapi juga mendapat “penghiburanNya”
Bahagianya kita menjadi milik Allah. Dia begitu mencintai dan mengasihi kita. KebaikanNya kita rasakan tak berkesudahan. Dan atas perkenanNya kita memiliki jaminan kehidupan yang abadi.
Hanya teman baik saya tadi sering iseng, Pernah dia bilang, Mas...sampeyan jangan keasyikan mencet tombol escape terus lho… Nanti tombol power nya “shut down” otomatis …
Saya langsung menjawab dalam hati, “ Oh tidaaaaak…!!!” Aku tak mau itu terjadi. Dan saya pun sekarang yakin. Setelah anda membaca catatan ini. Pasti dalam hati anda juga akan berkata seperti saya tadi….Hehehe
Rawatlah tombol power itu teman…
dan tetap miliki juga tombol escapemu.
Bijaklah dalam mengkombinasikan keduanya.
Surabaya, 18 Maret 2012
Inspired by pejantan tambun…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar