Bacaan : Matius 14 : 22-36
Menjadi seorang pembalap mobil Formula 1, bukan hanya bermodalkan ketrampilan mengemudi mobil balap dan bisa ngebut melewati berbagi tikungan tajam dengan kecepatan hampir 300 km/jam. Tetapi juga harus memiliki keberanian dan kemampuan mengatasi rasa takut. Siapa yang tidak takut duduk dan berkendara dengan mobil melewati tikungan-tikungan tajam dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan sebuah pesawat. Salah sedikit atau kehilangan konsentrasi, dapat menimbulkan kecelakaan dan kematian.
Memiliki
rasa takut adalah sebuah sisi kejiwaan seorang manusia. Dan itu bisa
dipahami selama masih dalam taraf wajar dan tidak berlebihan.
Beberapa orang memiliki rasa takut yang berlebihan dengan alasan yang
sama sekali tidak wajar. Ketakutan itu menghantui mereka dan pada
akhirnya dapat merusak kehidupan mereka akibat hilangnya kedamaian di
dalam hati. Jika kondisi yang terjadi adalah demikian, maka sangat
dibutuhkan bantuan orang lain yang memiliki keahlian untuk mengatasi
dan mengendalikan ketakutan.
Pengalaman
murid-murid Yesus yang mengalami ketakutan luar biasa akibat perahu
yang mereka tumpangi terancam tenggelam akibat cuaca badai,
mengingatkan kita bagaimana mengendalikan ketakutan bersama Yesus.
Apapun yang menjadi alasan bagi kita untuk takut seharusnya bisa kita
kendalikan ketika kita mengingat bahwa Yesus berkuasa atas segala
hal. Bersama Dia dan melalui kehendakNya, maka badai dan topan yang
menghalang akan berubah menjadi sebuah kedamaian. Kuncinya adalah
menyerahkan diri dan percaya bahwa Tuhan mampu mendatangkan segala
perkara yang mendatangkan kebaikan bagi kita.
Demikian
juga mengatasi ketakutan yang terjadi di dalam diri kita terkait rasa
tidak mampu dan rendah diri. Percayalah bahwa masing-masing manusia
diciptakan unik dan berbeda dengan segala kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki. Setiap manusia memiliki nilai dan keahlian
masing-masing. Melalui sebuah kehidupan bersama dengan sesama, rasa
saling melengkapi itu akan terjadi. Ini soal rasa percaya diri saja,
dan bukan soal rasa takut. Mulai sekarang mari kita berani berkata,"
Siapa takut ?"
"Aku
berani dan bisa. Siapa takut ?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar