Sabtu, Oktober 24, 2009

Forgive without Forget... Ideal kah ?


AYAT BACAAN : YOHANES 8 : 2-11


Lebih dari satu dasawarsa setelah peristiwa gigit kuping atau "Bite Fight" yang terkenal itu, petinju kelas berat Mike Tyson dan Evander Holyfield, Jumat, bertemu dan saling berhadapan dalam acara televisi "The Oprah Winfrey Show."Oprah Winfrey, host terkenal acara televisi AS itu, mengatakan Holyfield meminta dilakukannya pertemuan itu setelah melihatnya belum lama ini menayangkan wawancara dengan Tyson. Holyfield mengatakan ia berharap penampilannya pada program bersama Tyson itu akan menunjukkan dan bisa menjadi contoh kaum muda yang terlibat dalam pertikaian bahwa rekonsiliasi itu mungkin saja terjadi."Saya ingin menyampaikan kepada anak-anak jika kami bisa bertemu dan bersama, lalu melupakan semua pertikaian yang telah terjadi diantara kami kami tahu anda juga dapat melakukannya," ujar Holyfield. Tyson, yang sudah duduk dan tengah berbicara dengan Winfrey, mengangkat tangannya dan menyalami dengan hangat Holyfield ketika ia naik dan masuk ke panggung acara itu. Ia mengatakan sangat kagum sepenuhnya kepada Holyfield."Saya ingin dunia mengetahui ini bahwa dia seorang yang sangat manis. Saya hanya ingin Anda mengetahui bahwa sungguh sangat menyenangkan berteman dengan Anda," kata Tyson.

Setiap manusia pernah melakukan kesalahan, walau mungkin kesalahan itu bersifat kesalahan fatal atau kesalahan yang sederhana. Terkadang dengan kesalahan yang dibuat, membuat orang lain merasa kecewa, sakit hati dan kemudian menimbulkan luka batin yang teramat dalam. Biasanya untuk menemukan proses rekonsiliasi, hal utama yang dilakukan adalah meminta maaf atas kesalahan yang dibuat. Bagi si pembuat kesalahan, meminta maaf adalah hal yang bisa dan mungkin mudah untuk dilakukan. Namun bagi orang yang merasa dikecewakan karena kesalahan itu terjadi, sekedar ucapan meminta maaf belumlah cukup untuk mengobati luka batin, walau sejatinya dia sudah memaafkan kesalahan itu. Dan bila itu yang terjadi maka proses rekonsiliasi tidak akan tercapai dengan mudah dan indah.

Meminta maaf dan memaafkan mungkin bisa dilakukan dalam waktu singkat. Tapi melupakan kesalahan, biasanya tidak pernah di lakukan. Padahal untuk mewujudkan rekonsiliasi yang sejati, memaafkan dan melupakan kesalahan adalah dua hal yang harus berjalan bersama. Tanpa proses mau melupakan kesalahan, tak mungkin ada proses rekonsiliasi yang sempurna.

Ketika Tuhan Yesus berhadapan dengan seorang perempuan yang berzina, tentu Tuhan Yesus mengalami kekecewaan yang cukup mendalam. Dia pun berkenan memaafkan si perempuan tersebut. Tapi yang lebih jelas, dia melupakan semua kesalahan yang diperbuat oleh perempuan tersebut yang terwujud dengan ucapan,"pergilah...Aku pun tidak akan menghukum engkau". Dan dari situlah proses keselamatan dan pengampunan yang sejati telah terwujud.

Mari belajar bersama untuk bukan hanya sekedar bisa meminta maaf, memaafkan kesalahan sesama kita. Tapi juga belajar untuk melupakan semua kesalahan yang terjadi. Dengan demikian, KASIH yang sejati akan lebih mudah diberlakukan dalam hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar