Selasa, April 20, 2010

HARGA YANG MAHAL



AYAT BACAAN : EFESUS 5 : 8-12

Awal bulan april ini, kembali saya ditugaskan kantor dimana saya bekerja untuk melakukan kunjungan dinas ke Ibu Kota Jakarta. Dalam perjalanan diatas pesawat, saya tertarik untuk mengamati harga-harga makanan dan minuman yang sangat mahal. Segotol air mineral yang biasa di jual di mini market seharga Rp 2.500, namun diatas pesawat berubah menjadi Rp 10.000. Lalu mie instant yang biasa dijual di minimarket seharga Rp 2.500, namun diatas pesawat menjadi Rp 13.000. Saya berpikir apa yang membuat benda-benda ini berharga mahal ?
Aha…saya menemukan jawabannya, setelah saya ingat beberapa bulan yang lalu ketika saya mengadakan pertemuan dengan salah seorang pelanggan di lobi sebuah hotel. Ketika itu saya harus membayar Rp 120.000 untuk 2 cangkir kopi hangat. Rupanya tempat dimana benda itu berada menentukan harga sebuah benda. Kopi yang biasa di warung seharga Rp 5.000 namun ketika di lobi sebuah hotel menjadi Rp 60.000 Ya…tempat dimana dia berada, itu yang menentukan harganya.
Dimana kita berada sekarang ? dahulu kita berada didalam kegelapan. Namun karena karya penebusan Kristus yang mahal, lewat darah dan nyawa yang tercabut diatas kayu salib itulah. Kini kita berada disebuah tempat yang terang, dan kita berhak untuk disebut anak anak terang. Dulu kita berharga murah, tetapi sekarang kita telah berharga mahal. Karena kita ditempatkan olehNya di sebuah tempat yang menjadikan kita memiliki harga yang mahal. Itu semua terjadi semata-mata karena kebaikanNya dan bukan karena kita yang memilih untuk berada di tempat yang menjadikan diri kita berharga mahal itu.
Lantas bagaimana sikap terbaik kita,setelah kita menjadi anak-anak terang yang berharga mahal ? Bacaan kita di ayat 9 menyatakan bahwa anak –anak terang mampu menyajikan kehidupan yang penuh dengan perbuatan Baik, Adil, dan Benar. Kita dikatakan berbuat Baik bila orang lain dapat merasakan kehadiran kita yang membawa sejahtera.Kita dikatakan Adil bila orang lain yang berususan dengan kita tak pernah merasa dirugikan oelh perbuatan kita. Dan kita dikatakan berbuat benar bila orang lain setuju dan mendukung perbuatan kita.
Sekarang kita sudah menjadi anak-anak terang. Apakah kita mau dan mampu untuk benar-benar menjaga semua anugerah pemberian Tuhan ini dengan memiliki sikap hidup yang Benar, Adil dan Baik. Semoga Tuhan sendiri yang menuntun kita untuk melakukan itu semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar