Senin, November 07, 2011

Mas Aan dan Positif Thinking-nya


Masih tentang Mas Aan, yang saat ini masih terbaring di RS Graha Amerta Surabaya. Rabu, 2 November 2011 yang lalu, dia menjalani operasi yang ke-2. Operasi kali ini memakan waktu hampir 12 jam, sama seperti ketika operasi pertama berlangsung. Tim Dokter bekerja untuk menyambung “tendon”” ketiga jari mas Aan dan sekaligus memperbaiki jari telunjuk. Khusus untuk jari telunjuk ini memang masih jauh dari harapan Tim Dokter. Bahkan Dokter Heri yang melakukan operasi mengatakan, “Yah…Kita berdoa khusus untuk Jari Telunjuknya agar sesuai dengan harapan kita”

Di rumah Ibu saya, Rabu malam itu saya bersama Pdt Suko Tiyarno Ch. M.Th yang sedang berada di Surabaya dan Pak sribusono mengobrol santai. Kami mengobrol sambil menantikan upadate informasi dari Mbak Upik yang saat itu berada di RS Graha Amerta. Malam itu kami lewati sambil menikmati kopi hangat beserta pisang goren, rasanya nikmat sekali.

Pukul 20.25 wib ponsel saya berbunyi, sebuah pesan pendek telah masuk. Saya pun segera membacanya. Begini bunyi sms tersebut ” Mas Oka m aan dah slsi oprasi. Ml mini dia tdr d recovery room. Besk br kembali k kamar. Tlg britau om jat”. Ya SMS itu dari ponsel mas aan yang dikirim oleh mbak Upik. Rencana kami untuk menjenguk mas Aan malam itu terpaksa batal karena tak mungkin menemui Mas Aan di Ruang Pemulihan. Dia pasti belum tersadar dan masih dalam pengaruh obat bius.

Ingatan saya mundur ke belakang. Teringat hari senin malam tanggal 31 Oktober 2011, saya dan pak sribusono menengok Mas Aan di RS Graha Amerta. Saat itu dia ceria sekali dan sangat bersemangat. Dia sempat bercerita bagaimana kecelakaan kerja itu bisa terjadi. Yang menarik bagi saya adalah ketika kecelakaan kerja itu terjadi, yang ada dipikirannya hanyalah rasa pasrah pada rencana dan karya Tuhan. Dia tahu betul bahwa jari itu sangat vital bagi dia. Karena dengan jari-jari itu dia biasa mengekspresikan dirinya melalui music. Dalam hatinya, sempat dia berkata, “Tuhan saya berserah padaMu” . Kala itu mas Aan bercerita dengan optimis bahwa dia masih tetap akan bisa bermain music dengan segala keterbatasan yang ada. “ Seandainya jari saya benar-benar hilang, saya yakin tetap akan bisa bermain music”. Kemudian dia melanjutkan,” Apalagi saat ini saya diberikan Jari-jari yang sudah bisa tersambung kembali, pasti saya lebih bersyukur” . Sejujurnya saya terhenyak dan kagum dengan sikap “Positive Thinking” nya. Saat itu saya melihat sebuah keteladanan tentang “POSITIVE THINGKING”. Sikap “positif thinking” akan membuat diri kita mampu untuk terus berkreasi. Sementara sikap “negative thinking”, hanya akan membawa diri kita pada sebuah reaksi negative.

Sikap “positive thingking” ini yang menurut saya jarang dimiliki oleh orang-orang disekitar kita saat ini. Kecurigaan, ketidakpercayaan sebenarnya diawali oleh rasa “negative thingking” yang tak terkendali. Akibatnya, yang timbul adalah reaksi-reaksi negative yang merugikan karena tidak malah menambah masalah yang baru. Betapa banyak energy yang harus kita keluarkan dalam perdebatan-perdebatan yang sengit. Padahal semuanya tidak pernah menghasilkan sebuah kebaikan karena terlalu banyak energy negative yang terlibat. Kadang kita menilai seseorang dengan pandangan sinis karena kita terlalu banyak berpikir negative tentangnya. Sebagai akibatnya, saluran komunikasipun buntu. Dan pada akhirnya terciptalah sebuah permusuhan dengan sesama.

Dalam sebuah kesempatan di hari kamis malam tanggal 3 November 2011, saya kembali menjenguk mas Aan. Kali ini saya ditemani istri saya dan sahabat sepelayanan saya, pak Sribusono. Di RS Graha Amerta kami bertemu mas awang dan istrinya. Malam itu Mas Aan terlihat menderita akibat nyeri yang tak tertahankan. Saya sempat menghadap suster untuk menyampaikan keluhan mas Aan sekaligus menanyakan obat nyeri yang akan disuntikkan. Dari suster jaga saya mendapatkan informasi bahwa mereka sedang berkoordinasi dengan Dr Ita sebagai Dokter Anastesi. Saat itu suster meminta sabar karena obat sedang diambil dari Apotik di lantai bawah. Saya pun kembali ke kamar di mana maa Aan berada. Dia terus merintih,menangis dan menahan nyeri yang luar biasa. Dari bibir nya terdengar suara,”Gusti…nyuwun tulung”. Saya tahu dan bisa merasakan betapa nyerinya saat itu. Beberapa tahun yang lalu saya menengok saudara sepupu saya yang jari kelingkingnya terputus akibat mercon. Saat itu dia berteriak-teriak kesakitan akibat operasi yang dilakukan pada jari kelingkingnya. Itu hanya sebuah jari. Dan mas Aan ini adalah operasi dengan 4 jari ! Pasti sudah terbayangkan betapa sakit dan nyerinya. Yang saya bersyukur adalah mas Aan mengaduh dan menjerit hanya kepada Tuhan. Dia tahu betul hanya Tuhan yang mampu mengangkat rasa nyerinya. Saya pun mengajaknya berdoa. Saya hanya memohon kepada DIA,” Oh…Tuhan angkat rasa nyeri itu. Berikan anakmu ini kekuatan dan keteguhan. Berikan juga kesabaran…” Saat itu saya lupa untuk memohon kepada Tuhan agar obay anti nyeri nya segera datang. Tetapi Tuhan tahu bahwa saya memang pelupa. Dan ternyata Dia tetap memberikannya walau tanpa saya memintanya dalam doa. Tidak lebih dari 2 menit, obat anti nyeri itu datang. Dan salah seorang Suster yang paling senior kemudian menyuntikan obat anti nyeri itu. Tak lama kemudian, mas Aan pun tenang. Dan obat anti nyeri itu bekerja dengan baik. Oh…Tuhan Kau sungguh luar biasa…

Saya segera pamit setelah mas Aan mulai tenang. Karena menurut saya mas aan harus segera beristirahat. Dia perlu tidur yang nyaman agar tenaganya segera pulih. Demikian juga dengan mbak upik. Tidak mudah menemani dan merawat orang yang sedang sakit apalagi di rumah sakit. Dia pun perlu istirahat yang cukup agar kondisi tubuhnya terjaga. Saya lega setelah pagi harinya mas Aan menulis di status Facebook. Bahwa malam itu dia dan mbak upik tidur sangat nyenyak. Tenaganya pulih dan nyeri itupun berangsur-angsur hilang. Tuhan berkarya di saat yang tepat. Betapa luarbiasanya Tuhan kita dan betapa besarnya kasihNya kepada kita.

Mas Aan

Saya belajar dari sampeyan bagaiamana berserah dan tetap berpikir positip. Dan terbukti bahwa Tuhan memang tidak pernah menginggalkan anak-anakNya. Dia selalu berada disisi kita apapun yang sedang kita hadapi. Sayapun ingin mengajak semua orang untuk terus berpikir dan bersikap positif bagi sampeyan. Apapun yang terjadi kelak, saya tidak terlalu mau larut dalam kekuatiran bahwa sampeyan tak bisa bermain music lagi. Saya setuju pada keyakinan sampeyan, bahwa selalu ada cara bila kita menjalani bersama Tuhan. Seandainya sampeyan juga tidak bisa memainkan music seindah dulu lagi, saya yakin bahwa sampeyan tetap akan mampu memainkan sebuah “symphoni” yang indah lewat suara dan arransemen lagu-lagumu. Dan percayalah, bagi saya pribadi sampeyan adalah salah satu asset jemaat yang terus akan kita butuhkan. Ini sudah di amin’i oleh banyak orang. Kiprah sampeyan tak akan terhentikan oleh kejadian ini. Bahkan saya percaya 100 % bahwa sampeyan akan jauh lebih hebat dan dipakai Tuhan dengan segenap talenta yang ada. Bagi saya serta semua sahabat yang mengasihimu, sampeyan tetap musikus rohani yang handal…!

Mas Aan,

Tiga minggu yang lalu adalah moment yang indah bagi saya. Ada waktu bagi saya untuk menyanyikan lagu “tetap Setia” ketika ibadah minggu telah selesai. Sampeyan memainkan piano dengan begitu indah. Setelah 3 minggu yang lalu kita menyanyikan lagu itu, mari sekarang kita wujudkan dalam hidup kita. Mari kita tetap menjaga kesetiaan kita kepada kehendak Tuhan. Karena itu adalah yang terbaik bagi kita.

Sekarang, sejuta pengharapan dan doa terus terpanjatkan. Selusin komitmen ada diantara kami. Salah satunya adalah kami tetap akan menjadi rekan sekerja mu di ladang Tuhan. Persekutuan ini akan terus terbina dengan dasar kasih yang kita miliki. Dan biarlah Tuhan yang menjadi pemimpin bagi kita semua. Kami senantisa merindukan kehadiran sampeyan di tengah-tengah persekutuan. Kelak, wartakanlah kepada semua orang Betapa BaikNya Tuhan kita…dan biarlah mereka semua belajar dari pengalaman hidupmu bersama Dia

Sekali lagi, cepatlah pulih mas... Dan mari bersama-sama kita bangun persekutuan yang indah didalam kasih Tuhan Yesus, Sang Kepala Gereja kita.

Gusti tansah mberkahimu….

Surabaya, 05 November 2011

Johanes Oka Purwanto

Dedicated for Mas Aan.

Selasa, November 01, 2011

DIPANGGIL MENJADI PELAYAN


BACAAN : 1. IKORINTUS 6 : 13-15, 17-20
2. YOHANES 1 : 35 – 42

Dua atau tiga hari belakangan ini, media ramai memberitakan bagaimana Presiden RI melakukan proses reshulfe kabinet. Beberapa kandidat dipanggil kekediaman prbadi Presiden di Cikeas. Yang dipanggil, setelah menghadap Presiden memberikan keterangan didepan wartawan dengan perasaan bahagia. Yang belum dipanggil, menunggu dengan harap-harap cemas. Dipanggil menjadi pejabat, rupanya begitu membahagiakan.Nah, Bagaimana bila kita dipanggil untuk menjadi pelayan Tuhan ?
Yohanes Pembaptis menunjukkan kepada kedua muridnya, bahwa Yesus adalah Sang Mesias. Percaya bahwa apa yang dikatakan Yohanes adalah benar adanya, kedua murid dengan sepenuh hati mengikut Yesus. Tidak ada paksaan dan rayuan kepada mereka untuk mengikut Yesus. Namun dengan ketulusan mereka mau mengikut Yesus.
Menjadi pelayan Tuhan sesungguhnya adalah sebuah kehormatan dan keberuntungan. Karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk menjadi pelayanNya. Ketika kita menjadi pelayanNya ada banyak tantangan yang mungkin kita hadapi serta cercaan dari orang-orang sekitar kita. Namun yang terindah adalah ketika kita menjadi pelayan Tuhan, sesungguhnya kita memiliki kesempatan untuk berada lebih dekat denganNya. Dan ketika kita lebih dekat denganNya, tentu pengalaman-pengalaman yang luar biasa akan kita rasakan. Terutama pengalaman tentang bagaimana tangan kasihNya memelihara kehidupan kita.
Bukankah rasul Paulus mengingatkan kita bahwa tubuh kita adalah anggota Kristus? Bila demikian, sepantasnyalah kita juga menyerahkan Tubuh kita untuk menjadi pengikut dan pelayanNya yang setia. Tak perlu ragu, bagaimana upah untuk mengikut dan melayani Tuhan. Ketika kita melakukan itu semua dengan ketulusan dan sukacita, bukankah Dia telah bersabda bahwa “ Hasil jerih payah kita didalam Tuhan, tak akan sia-sia”
“ Menjadi pelayan Tuhan adalah sebuah keberuntungan yang sejati. Terimalah… “

Sabtu, Oktober 29, 2011

Edhan'e Sadhuluran


EDHAN’E SADHULURAN

Namanya Andreas Widiatmoko. Kita biasa memanggil dia “Mas Aan”. Seorang yang “full talented” dibidang musik. Piano/Keyboard ditangannya akan membawa dan mengantar kita menikmati Pujian bagi Tuhan. Ketika dia memainkan gitar, beat dan rhytem nya luar biasa. Suara tenor nya mantap, apalagi bila menyanyikan lagu-lagu Victor Hutabarat. Group music kesukaannya adalah KAHITNA. Sehingga ketika dia bermain lagu-lagu Yovie Widhianto, terasa sekali “soul” nya. Karena talenta nya itulah, dia aktif dalam berbagai kegiatan musik gerejawi, termasuk Paduan Suara. Kegiatan Paduan Suara ini benar-benar sudah menjadi darah dagingnya. Oleh karena itu dia dipercaya untuk memimpin dan melatih beberapa group Paduan suara Gerejawi. Bukan hanya memimpin dan melatih, tetapi dia juga mampu meng arransir lagu-lagu indah dan penuh harmonisasi. Dan itu sudah dia lakukan sejak dia kuliah di ITS Surabaya.

Sehari-hari dia bekerja sebagai staf engineering di sebuah pabrik bopp film. Setelah pulang kerja dia memakai waktunya untuk melatih paduan suara dan bermain music. Terkadang dia juga memakai waktunya untuk meng aransemen sebuah lagu. Istrinya, Mbak Upi adalah seorang penyanyi gereja yang luar biasa. Minat dan talenta yang sama membuat mereka berdua merupakan pasangan yang saling melengkapi. Kepada mereka Tuhan mengaruniakan 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.

Hari itu, Kamis tanggal 27 Oktober 2011. Pukul 11.28 wib Blackberry messenger saya berbunyi. Ketika itu saya sedang berada dikantor membalas email masuk dari para pelanggan. Sehari pergi ke Jakarta, lebih dari 100 email menanti untuk saya jawab. BBM itu datang dari adik saya, Ghek Dian. Isinya sungguh membuat saya tercengang, “ Mohon dukungan doa untuk Mas Andreas…ini sms dia : Ghek, aq kecelakaan krja, 4 jari tangan kananku putus. Aq di RS Anwar Medika”

Saat itu saya hanya terdiam dan berpikir, ada apa lagi ini. Seingat saya dua kali sudah saya pernah menerima khabar bahwa MasAan terkena musibah. Kedua-duanya adalah kecelakaan lalu lintas yang terjadi ketika dia pulang bekerja. Sampai-sampai kecelakaan itu membuat Mas Aan harus menjual dan mengganti sepeda motornya yang rusak berat. Tapi berita siang itu sungguh membuat saya kaget. Mas Aan kecelakaan kerja dan 4 jari tangan kanannya terputus. Oh Tuhan….

Saya tahu betapa besar arti 4 jari kanan itu bagi Mas Aan. Saya masih ingat betul bagaimana jarinya itu menari lincah diatas tuts keyboard dan diatas senar guitar. Betapa indahnya harmonisasi music yang dia bangun ketika dia bermain piano. Akh.. sekarang jari itu putus dari tangan kanannya. Tuhan apakah yang menjadi kehendakMu ?

Sore itu jam 15.30 wib saya mendengar khabar bahwa Mas Aan sudah dibawa ke IRD Dr Soetomo untuk penanganan yang lebih baik. Dr Irwan sahabat kami mengatakan, bahwa Mas Aan akan segera dioperasi oleh Dr Hery ahli orthopedic di Surabaya. Operasi harus segera dilaksanakan agar jari yang putus itu bisa disambung kembali.

Malam itu, Jam 19.00 wib saya pergi ke RS Dr Soetomo bersama dengan Pak Pierno, seorang kawan sesama pelayan jemaat. Operasi sudah berlangsung sejak pukul 16.00 wib. Kami temui Mbak upi yang duduk terdiam, menanti dengan tegang di ruang tunggu IRD ditemani istri saya dan seorang petugas security dimana Mas Aan bekerja. Malam itu ada bersama kami, pak Sribusono, Mas Bram,Pak Djatmiko dan Dr Rurit yang terus memberikan semangat kepada Mbak Upi. Jam 20.30 wib saya pamit karena harus menjemput anak saya les di Primagama Nginden. Saat itu saya berdoa dalam Hati, Tuhan berikan kekuatan kepada Dr Heri yang melakukan operasi bersama tim medis. Pakai mereka sebagai alatmu untuk menolong Mas Aan.

Hari jumat, 28 Oktober 2011 saya berangkat kerja pukul 07.00 wib. Saya menelpon pa Sribusono untuk mencari tahu bagaimana khabar terkini atas operasi Mas Aan. Dari seberang telpon saya mendengar khabar bahwa operasi selesai sekitar pukul 03.30 wib. Berarti hampir 12 jam tim medis melakukan operasi penyambungan jari Mas Aan. Tak terbayangkan betapa luar biasa energy tim medis dalam melakukan operasi itu. Saya kemudian bertanya kepada pak Sribusono,” jam berapa njenengan pulang dari RS pak ? Pak Sri menjawab, “ Jam 03.00 wib !” Hah….? Saya kaget mendengar jawaban Pak Sribusono. “Sendiri Pak?”, saya kembali memastikan. Ternyata dia bersama Mas Bram, ketua Persekutuan keluarga Muda kami. Saya kagum luar biasa pada kedua sahabat saya ini. Mereka adalah orang-orang kantoran yang pagi itu harus bekerja di kantor masing-masing. Tetapi mereka rela begadang di IRD Dr Soetomo yang sejujurnya, saya mengatakan tidak memiliki pemandangan yang enak karena banyaknya orang yang mendeita kesakita n, bahkan berada di ujung maut. Tetapi kedua sahabat saya itu setia menunggu dan menemani mbak Upi sampai operasi selesai. Mereka meninggalkan keluarganya dirumah masing-masing, dan memilih berada di IRD Dr Soetomo. Sebuah tempat yang membuat saya tidak betah berada disitu terlalu lama. Tapi mas Bram dan Pak Sribusono, “dipaksa betah” di sana demi seorang sahabat tercinta... Mas Aan !. Kekuatan KASIH membuat mereka berdua mau menunggu sampai operasi itu selesai menjelang fajar pagi hari. Edhan’e sadhuluran !!!

Malam ini saya baru bisa berjumpa dengan Mas Aan setelah dia di rawat di Graha Amerta Lantai III.Banyak sekali teman-teman sekerja yang menengok dan memberikan perhatian kepadanya. Saya berdoa bagi dia. Tuhan, ijinkan kami tetap boleh mendengar permainan piano dan guitarnya. Kami selalu rindu akan hal itu.Tuhan jangan cabut talenta itu daripadanya. Saya menangis haru…sejujurnya baru kali ini saya memimpin doa …dan menangis !

Mas Aan,

Malam ini sejujurnya mata saya sudah mengantuk. Tetapi mata hati saya memaksa saya untuk menulis cerita ini. Sebuah cerita tentang “Edhan’e Sadhuluran”. Saya ingat betul bagaimana Rasul Paulus mengingatkan kepada kita bahwa kita adalah satu tubuh dan Kristus adalah kepalanya. Kehilangan 4 jari, tentu merupakan sebuah beban yang tak ringan. Kami pun merasakan hal yang sama dengan mas Aan. Malam ini setelah saya berdoa, saya yakin tangan Tuhan yang akan berkarya. Kita tak pernah tahu bagaimana kelak yang akan terjadi setelah Mas Aan mengalami gangguan pada jari tangan kanannya. Kita tak pernah tahu apakah dia masih bisa memainkan harmonisasi music yang indah diatas tuts piano dan senar gitar ? Tetapi yang saya tahu pasti adalah banyak orang berdoa untuk pemulihan Mas Aan. Banyak orang yang tetap rindu pada pelayanannya. Oleh karena itu saya yakin bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi Mas Aan. Cara Tuhan bukan cara kita, dan jalan Tuhan bukan jalan kita tetapi yang pasti, kebaikan Tuhan akan berlaku bagi kita, orang-orang yang hidupnya berkenan kepadaNya

Mas Aan,

cepatlah sembuh…Kami terus merindukan denting pianomu dalam ibadah minggu di Gereja. Percayalah, karya Tuhan akan berlaku bagimu. Gusti mberkahimu mas !!!

Surabaya, 28 Oktober 2011

Johanes Oka Purwanto

Dedicated for Mas Aan

Sabtu, Oktober 15, 2011

PERCAYA NGGAK PERCAYA


TANGGAL : 13 JANUARI 2012
BACAAN : MARKUS 2 : 1 – 12

Seorang pemain acrobat di atas ketinggian 10 meter sebelum beraksi bertanya pada para penonton,apakah anda semua yakin bahwa saya mampu berayun dari sisi timur ini menuju sisi barat ? Semua penonton menjawab dengan bersamaan, ”Percaya !” Lalu dia kembali bertanya, apakah ada yang mau saya gendong dan bersama saya untuk melakukan atraksi ini ? Semua penonton terdiam dan tak menjawab.

Percaya sering kali hanya ada di bibir, tapi bukan di hati. Kita sering mengakui dengan perkataan kita bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Bahkan seringkali kita meyakinkan seseorang bahwa Tuhan itu luar biasa dahsyatnya dan tak perlu ada yang dikuatirkan bila bersamaNya. Namun ketika tantangan yang sesungguhnya diberikan kepada kita dalam wujud pergumulan hidup, seringkali kita berlari dan lupa pada kedahsyatan Tuhan. Bahkan terkadang kita malah terdiam dan meragukan kedahsyatan Tuhan
Empat orang yang menggendong si lumpuh tentu percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan. Oleh karenanya mereka membawa si lumpuh kepada Yesus untuk disembuhkan. Anehnya adalah ketika Yesus melakukan sebuah mujizat, ada orang-orang yang meragukan otoritas Yesus atas mujizat itu sendiri. Padahal mereka adalah pengikut Yesus yang berada ditengah-tengah pertemuan itu, mengikuti dan mendengarkan ajaran Yesus. Rupanya telinga mereka mendengar tetapi hati mereka masih belum terbuka. Sehingga mereka mempermasalahkan otoritas Yesus atas mujizatNya.

Percaya dengan segenap hati mutlak diperlukan agar mujizat itu nyata kita rasakan. Sedikit saja keraguan ada dibenak kita maka itu dapat menghalangi turunnya berkat Tuhan bagi kita. Ingat saja bahwa Otoritas Tuhan berada diatas segalanya. Maka tak perlu ragu, serahkan segala pergumulan kepada kehendakNya. Dan setelah itu, rasakan damai sejahteraNya.

“Ketika kita mulai kuatir yang berlebihan, itu berarti hubungan kita dengan Tuhan sedang bermasalah”

Selasa, Oktober 11, 2011

FROM ZERO TO HERO



BACAAN : 1. I SAMUEL 3 : 1-10, 19-20
2. MARKUS 1 : 29 – 39

Chris John, adalah salah satu petinju berprestasi Indonesia yang taat pada Tuhan. Dia selalu menyebut Terimakasih kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria pada saat di wawancarai. Chris John memang petinju Katolik yang baik. Tahu betul bahwa sejatinya dia bukan apa apa tanpa kehadiran dan kemurahan Tuhan. Masa kecilnya keras, dibawah didikan ayahnya yang melatih tinju dengan tingkat kedisplinan tinggi. Sekarang dia menjadi orang yang sukses dan berprestasi

Setiap manusia memiliki impian terindah dalam hidup yakni hidup yang penuh dengan keberhasilan dan kesuksesan. “From zero to hero” demikian lah sebuah ungkapan yang sering dipakai untuk menceritakan bagaimana gemilangnya sebuah prestasi seseorang.

Membaca ayat bacaan kita hari ini, kita semua mengerti apa dan bagaimana latarbelakang Samuel. Seorang yang masih muda dan menjadi pelayan Allah dibawah pengawasan Imam Eli. Masa muda nya dipakai untuk menjadi pelayan Allah dengan segala ketaatan dan ketulusannya. Samuel adalah anak muda yang baik. Maka ketika Allah berkenan memanggilnya secara langsung, tanpa ragu Samuel menjawab” Berbicaralah sebab hambaMu ini mendengar”. Ketaatan Samuel pada otoritas Tuhan didalam kehidupannya telah jelas terlihat dari bagaimana dia menjawab panggilan Tuhan. Dan alkitab mencatat bagaimana Samuel terus bertumbuh menjadi dewasa dan Tuhan menyertai dia karena tak ada satupun FirmanNya yang dibiarkan gugur.

Kisah Tuhan Yesus yang memiliki prestasi besar dalam sejarah pelayananNya di usia muda juga di catat oleh para penulis Alkitab. Secara khusus Tuhan Yesus selalu memiliki dan mengambil waktu untuk melakukan sebuah komunikasi dengan sang pemilik kehidupan dalam sebuah Doa. Yesus pun setia mengemban misi yang diberikan atas kehadiranNya di dunia ini. Keterlibatan dan Otoritas Bapa terlihat menonjol dalam setiap pelayananNya.

Merenungkan apa yang ada diatas, memiliki sikap hidup yang baik ternyata tidaklah cukup bila kita tak pernah melibatkan Tuhan dalam setiap perjalanan kehidupan kita. Perbuatan, perkataan dan pikiran yang baik hanya akan mendatangkan kebaikan yang sejati bila kita memiliki hubungan yang baik dengan Allah Sang Pencipta kita. Ketika kita memiliki sebuah pengharapan, sebenarnya akan terasa mudah bagi kita untuk menggapai harapan itu dengan mengkombinasikan perbuatan,perkataan dan pikiran kita yang baik dengan Kebaikan Allah itu sendiri. Bila kita mampu melakukan itu maka hasil yang baik akan kita dapatkan. Sebaliknya tanpa kebaikan Tuhan maka sehebat apapun kebaikan kita tidak akan ada artinya dan jangan berharap untuk sebuah hasil yang baik.

DOA : TUHAN YANG BAIK, AJARKU UNTUK SELALU MENABUR KEBAIKAN DIDALAM HIDUPKU. AGAR KEBAIKANMU JUGA DAPAT DIRASAKAN OLEH SESAMAKU. AMIN