Selasa, Desember 29, 2015

Renungan Malam Natal

Sebuah mobil niaga berwarna hitam, berjalan perlahan membelah jalanan kota surabaya yang lengang sore tadi. Sepi, bebas macet akibat libur panjang natal dan tahun baru. Setiap berjumpa dengan abang becak, tukang tambal ban, tukang sampah mobil itu berhenti. Salah satu penumpang yang masih sesusia remaja turun dan memberikan nasi bungkus dan segelas air mineral. Hanya satu kalimat terucap saat memberikan bungkusan nasi itu," Pak..ini untuk makan nanti malam".
Respon masing-masing penerima berbeda-beda: 

1. Ada yang bersikap biasa saja, dengan aura wajah datar.
2. Ada yang menerima dengan senyuman dan ucapan terima kasih.
3. Ada yang menyambut gembira dan berteriak memanggil temannya, seakan dia tak mau menikmati berkat itu sendirian.
4. Ada pula yang menerima dengan mata berkaca-kaca sambil menjawab," terima kasih Tuhan memberkati"

Walaupun yang diberikan sama, tetapi respon masing-masing penerima berkat berbeda-beda.
Pribadi yang menerima dengan wajah datar, mungkin hatinya sedang perih, ada banyak masalah dalam hidupnya sehingga ketika sebuah berkat datang, dia menyambutnya dengan biasa-biasa saja. Pribadi yang menerima dengan senyuman dan ucapan terima kasih, mungkin sudah biasa menerima berkat seperti itu. Sehingga tidak merasa perlu untuk menyikapinya selain dengan senyum dan ucapan terima kasih. Sedangkan Pribadi yang berteriak memanggil temannya sebagai tanda solidaritas sejati. Tidaklah elok menerima berkat sendiri tanpa rasa setiakawan. Lain pula pribadi yang menerima berkat lalu berusaha memberikan berkat dalam ucapan Tuhan memberkati. Mungkin dia punya prinsip, blessed to be blessing. Diberkati untuk menjadi saluran berkat.

Semua punya sikap dan cara berbeda saat menerima berkat. Mungkin juga semua oramg punya sikap dan cara berbeda menyambut natal. Ada yang biasa saja karena toh natal selalu ada setiap tahun. Ada yang cuma senyum-senyum karena bingung menggapai makna natal yang sesungguhnya. Ada yang berusaha bersama keluarga,teman menikmati liburan natal yang hanya ada setahun sekali. Tapi pasti ada juga yang menikmati sukacita natal dengan menyalurkan pelbagai berkat Tuhan.
Natal selalu ada di setiap tahun. Demikian pula dengan lagu malam kudus dan penyalaan lilin. Tapi hendaknya hati kita terus diberkati untuk menjadi saluran berkat bagi sesama. Berkat natal itu haruslah dirasakan orang lain terutama yang belum mengenal makna natal yang sesungguhnya.

Selamat natal kawan,
Blessed to be blessing...
God bless you and your family

Sabtu, April 25, 2015

Anda layak dapat berkat

Bacaan: Lukas 23 : 26-32    |   Nyanyian:
“lalu diletakkan salib itu diatas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikut Yesus” (ay.26B)


Entah mimpi apa simon orang kirene semalam. Saat diperjalanan dia berjumpa Yesus yang sedang terhuyung-huyung memikul salib. Karena kelemahan dan kelelahan, beberapa kali Yesus jatuh dan tersungkur sambil memikul salib. Tentara Romawi yang melihat simon, memaksanya untuk memikul salib, menggantikan Yesus. Salib yang begitu besar lagi berat itu kini berada di pundak simon. Ratusan pasang mata memandangnya, sejarah mencatat namanya. Kondisinya yang lebih bugar saat itu membuatnya lebih kuat untuk memikul salib.

Perjalanan Yesus menuju bukit golgota tidaklah mudah. DIA dicambuk dan dihina bahkan diludahi. Salib yang dipikulNYA adalah lambang kehinaan. Seorang Raja diperlakukan begitu hina dan rendah. Salib itu begitu berat untuk dipikul. Bukan hanya karena besar dan beratnya kayu salib itu sendiri. Tetapi juga bagi psikis Yesus. Serasa hilang sudah kehormatanNYA. Semua cerita hebat tentang Yesus sebelumnya, serasa sirna sudah. Digantikan caci maki dan hinaan bahkan anaiyaya.

Bagaimana perasaan simon saat itu? apakah dia merasakan "ketiban awu anget". Sehingga dia terlibat dan terpaksa merasakan beratnya kayu salib menindih pundaknya. Alkitab memang tidak bercerita secara detail. Bagaimana reaksi simon saat memikul salib itu. Apakah dengan bersungut-sungut ataukah sebaliknya memikulnya dengan senyum keikhlasan. Namun apapun yang menjadi perasaan simon, berkat salib itu dia menjadi lebih dekat dengan Yesus. Dia menjadi bagian dari sejarah. Dia berada dan bersama Yesus didalam kasih setiaNYA. Tanpa salib yang dipikul dipundaknya, belum tentu simon akan berada didekat Yesus dalam sebuah moment puncak yang begitu penting.

Terkadang hidup ini terasa begitu berat. Serasa memikul salib dipundak kita. Pada saat kita merasa berat menjalaninya. Beban itu akan semakin terasa berat jika kita hanya berpikir tentang berat salib itu. Cobalah berpikir lain, bahwa salib itu adalah cara Tuhan untuk membawa kita lebih dekat kepadaNYA dan menikmati berkat KasihNYA. Jangan mengeluh, pikulah saja dengan setia. Rasakan indahnya saat kita berada di dekatNYA. Karena disaat itulah kita akan menikmati berkat kasihNYA. Bukalah hati kita karena disaat itulah, DIA akan berbisik,"anakku...engkau layak dapat berkat"(Oka)

“ibarat sebuah bingkisan, beban itu hanyalah sebuah kertas kado yang membungkus sebuah hadiah yang menawan ”

Senin, Januari 19, 2015

Natal 2014 ~ Karyawan PT.Samudera Indonesia,Tbk Surabaya






Perayaan Natal bersama
karyawan PT. Samudera Indonesia, Tbk
dengan
Warga Jemaat GKJW Ngantang Malang




Kelahiran Kristus didunia ini, mengingatkan kami akan kepedulian terhadap sesama. Berkat Tuhan yang kita terima, seharusnya juga dapat dirasakan oleh sesama kita. Karenanya di tahun 2014 ini kami sepakat menyelenggarakan perayaan natal yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Adalah warga jemaat GKJW Ngantang malang, yang kami pilih sebagai tempat untuk merayakan natal. Gereja yang berjarak hanya 8 km dari Gunung Kelud ini, pernah merasakan dampak secara langsung akibat erupsi Gunung Kelud setahun yang lalu. Kehadiran kami di sambut dengan ketulusan. Kami beribadah bersama dengan tema ibadah “ Let’s do it for others”. Kami meneladani ajaran Kristus yang tertulis dalam Matius 5 : 39-42

Moment indah yang tak akan terlupakan. Apalagi setelah ibadah kami berkesempatan refreshing ke waduk selorejo dan menikmati makan siang Ikan wader dengan menu penutup buah durian khas malang.
Terima kasih untuk semua pihak yang mensukseskan kegiatan ini. Let’s do it for others…Hidup akan lebih bermakna manakala kita mampu dan mau memberikan upaya yang lebih untuk memenuhi harapan orang lain.

Tuhan memberkati