Sebuah mobil niaga berwarna hitam, berjalan perlahan
membelah jalanan kota surabaya yang lengang sore tadi. Sepi, bebas macet
akibat libur panjang natal dan tahun baru. Setiap berjumpa dengan abang
becak, tukang tambal ban, tukang sampah mobil itu berhenti. Salah satu
penumpang yang masih sesusia remaja turun dan memberikan nasi bungkus
dan segelas air mineral. Hanya satu kalimat terucap saat memberikan
bungkusan nasi itu," Pak..ini untuk makan nanti malam".
Respon masing-masing penerima berbeda-beda:
1. Ada yang bersikap biasa saja, dengan aura wajah datar.
2. Ada yang menerima dengan senyuman dan ucapan terima kasih.
3. Ada yang menyambut gembira dan berteriak memanggil temannya, seakan dia tak mau menikmati berkat itu sendirian.
4. Ada pula yang menerima dengan mata berkaca-kaca sambil menjawab," terima kasih Tuhan memberkati"
2. Ada yang menerima dengan senyuman dan ucapan terima kasih.
3. Ada yang menyambut gembira dan berteriak memanggil temannya, seakan dia tak mau menikmati berkat itu sendirian.
4. Ada pula yang menerima dengan mata berkaca-kaca sambil menjawab," terima kasih Tuhan memberkati"
Walaupun yang diberikan sama, tetapi respon masing-masing penerima berkat berbeda-beda.
Pribadi yang menerima dengan wajah datar, mungkin hatinya sedang perih, ada banyak masalah dalam hidupnya sehingga ketika sebuah berkat datang, dia menyambutnya dengan biasa-biasa saja. Pribadi yang menerima dengan senyuman dan ucapan terima kasih, mungkin sudah biasa menerima berkat seperti itu. Sehingga tidak merasa perlu untuk menyikapinya selain dengan senyum dan ucapan terima kasih. Sedangkan Pribadi yang berteriak memanggil temannya sebagai tanda solidaritas sejati. Tidaklah elok menerima berkat sendiri tanpa rasa setiakawan. Lain pula pribadi yang menerima berkat lalu berusaha memberikan berkat dalam ucapan Tuhan memberkati. Mungkin dia punya prinsip, blessed to be blessing. Diberkati untuk menjadi saluran berkat.
Pribadi yang menerima dengan wajah datar, mungkin hatinya sedang perih, ada banyak masalah dalam hidupnya sehingga ketika sebuah berkat datang, dia menyambutnya dengan biasa-biasa saja. Pribadi yang menerima dengan senyuman dan ucapan terima kasih, mungkin sudah biasa menerima berkat seperti itu. Sehingga tidak merasa perlu untuk menyikapinya selain dengan senyum dan ucapan terima kasih. Sedangkan Pribadi yang berteriak memanggil temannya sebagai tanda solidaritas sejati. Tidaklah elok menerima berkat sendiri tanpa rasa setiakawan. Lain pula pribadi yang menerima berkat lalu berusaha memberikan berkat dalam ucapan Tuhan memberkati. Mungkin dia punya prinsip, blessed to be blessing. Diberkati untuk menjadi saluran berkat.
Semua punya sikap dan cara berbeda saat menerima berkat.
Mungkin juga semua oramg punya sikap dan cara berbeda menyambut natal.
Ada yang biasa saja karena toh natal selalu ada setiap tahun. Ada yang
cuma senyum-senyum karena bingung menggapai makna natal yang
sesungguhnya. Ada yang berusaha bersama keluarga,teman menikmati liburan
natal yang hanya ada setahun sekali. Tapi pasti ada juga yang menikmati
sukacita natal dengan menyalurkan pelbagai berkat Tuhan.
Natal selalu ada di setiap tahun. Demikian pula dengan lagu
malam kudus dan penyalaan lilin. Tapi hendaknya hati kita terus
diberkati untuk menjadi saluran berkat bagi sesama. Berkat natal itu
haruslah dirasakan orang lain terutama yang belum mengenal makna natal
yang sesungguhnya.
Selamat natal kawan,
Blessed to be blessing...
God bless you and your family
Blessed to be blessing...
God bless you and your family
Tidak ada komentar:
Posting Komentar