Sabtu, April 25, 2015

Anda layak dapat berkat

Bacaan: Lukas 23 : 26-32    |   Nyanyian:
“lalu diletakkan salib itu diatas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikut Yesus” (ay.26B)


Entah mimpi apa simon orang kirene semalam. Saat diperjalanan dia berjumpa Yesus yang sedang terhuyung-huyung memikul salib. Karena kelemahan dan kelelahan, beberapa kali Yesus jatuh dan tersungkur sambil memikul salib. Tentara Romawi yang melihat simon, memaksanya untuk memikul salib, menggantikan Yesus. Salib yang begitu besar lagi berat itu kini berada di pundak simon. Ratusan pasang mata memandangnya, sejarah mencatat namanya. Kondisinya yang lebih bugar saat itu membuatnya lebih kuat untuk memikul salib.

Perjalanan Yesus menuju bukit golgota tidaklah mudah. DIA dicambuk dan dihina bahkan diludahi. Salib yang dipikulNYA adalah lambang kehinaan. Seorang Raja diperlakukan begitu hina dan rendah. Salib itu begitu berat untuk dipikul. Bukan hanya karena besar dan beratnya kayu salib itu sendiri. Tetapi juga bagi psikis Yesus. Serasa hilang sudah kehormatanNYA. Semua cerita hebat tentang Yesus sebelumnya, serasa sirna sudah. Digantikan caci maki dan hinaan bahkan anaiyaya.

Bagaimana perasaan simon saat itu? apakah dia merasakan "ketiban awu anget". Sehingga dia terlibat dan terpaksa merasakan beratnya kayu salib menindih pundaknya. Alkitab memang tidak bercerita secara detail. Bagaimana reaksi simon saat memikul salib itu. Apakah dengan bersungut-sungut ataukah sebaliknya memikulnya dengan senyum keikhlasan. Namun apapun yang menjadi perasaan simon, berkat salib itu dia menjadi lebih dekat dengan Yesus. Dia menjadi bagian dari sejarah. Dia berada dan bersama Yesus didalam kasih setiaNYA. Tanpa salib yang dipikul dipundaknya, belum tentu simon akan berada didekat Yesus dalam sebuah moment puncak yang begitu penting.

Terkadang hidup ini terasa begitu berat. Serasa memikul salib dipundak kita. Pada saat kita merasa berat menjalaninya. Beban itu akan semakin terasa berat jika kita hanya berpikir tentang berat salib itu. Cobalah berpikir lain, bahwa salib itu adalah cara Tuhan untuk membawa kita lebih dekat kepadaNYA dan menikmati berkat KasihNYA. Jangan mengeluh, pikulah saja dengan setia. Rasakan indahnya saat kita berada di dekatNYA. Karena disaat itulah kita akan menikmati berkat kasihNYA. Bukalah hati kita karena disaat itulah, DIA akan berbisik,"anakku...engkau layak dapat berkat"(Oka)

“ibarat sebuah bingkisan, beban itu hanyalah sebuah kertas kado yang membungkus sebuah hadiah yang menawan ”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar