Sabtu, Juni 30, 2012

Everyone is Sales


BACAAN : Matius 28 : 19-20

Tubuhnya tegap, menyapa ramah setiap orang yang keluar masuk sambil menanyakan apakah ada yang bisa dia bantu. Di pinggang kanannya, terselip pistol sementara di sebelah kiri ada borgol. Dia adalah seorang “security” yang saya jumpai di sebuah kantor perbankan. Siang itu saya datang ke Bank untuk mengurus ATM saya yang hilang. Sambil menunggu antrian, dia menghampiri saya dan berbasa-basi sejenak agar sabar menunggu giliran di panggil staff pelayanan nasabah (customer service). Yang tak saya duga di tengah-tengah obrolan dia menawarkan sebuah product asuransi yang dimiliki oleh bank tersebut. Saya tentu cukup kaget, karena tak pernah saya bayangkan tenaga security yang baisanya galak dengan tatap mata penuh selidik, sekarang ada di samping saya dengan penampilan sebagai salesman. Walau tetap menggunakan seragam "security'.
Yang membuat saya bingung, dia begitu luar biasa menawarkan product asuransi tersebut. Tak pernah terpikir oleh saya, seorang tenaga security yang biasa berlatih untuk mengantisipasi kejahatan. Ternyata sekarang juga bisa dilatih untuk menjadi seorang tenaga penjual yang handal, sekaligus mengamankan situasi perbankan. Ide managerial yang benar-benar cerdas !

Coba anda buka di google. Ketik kata kunci “everyone is sales”. Anda akan dapatkan berbagai topic seminar yang sudah sering diadakan di belahan dunia eropa dan amerika. Setiap orang adalah sales, dengan kata lain semua orang sebenarnya memiliki talenta sebagai penjual. Anda mau bukti ? coba kita ingat-ingat, didalam setiap cerita kehidupan selalu ada “bumbu-bumbu penyedap” yang kita tambahkan agar cerita kita terdengar hebat dan masuk akal. Dengan “bumbu-bumbu penyedap itu” lawan bicara kita akan percaya bahwa cerita kita memang akurat dan benar adanya.

Everyone is sales. Begitu juga dengan anda dan saya. Sudah lebih dari 13 tahun saya bekerja sebagai seorang sales. Banyak suka duka yang saya hadapi. Demikian juga banyak cerita unik yang pernah saya temui. Saya mensyukuri semua karena bagi saya ini adalah sebuah berkat Tuhan didalam kehidupan saya. Bagaimana dengan anda ? Apakah anda juga merasa berpotensi sebagai sales, terutama sales keselamatan yang menjadi karya keselamatan Kristus bagi dunia ini. Matius 28 : 19-20 mengingatkan kita bahwa sebenarnya kita diberi misi sebagai agen-agen (sales) keselamatan yang di tunjuk oleh Kristus. Kita di minta mewartakan sebuah berita kepada dunia ini tentang kebenaran dan kasih dan damai yang menetap (KJ 426). Kepada kita juga diminta agar suka menuturkan cerita mulia, cerita tentang Tuhan Yesus (KJ 427).

Teman Teman
Apapun pekerjaan kita di dunia ini, ingatlah bahwa kita adalah agen-agen keselamatan bagi dunia. Tentu sebagai agen/sales yang baik maka kita harus mampu menampilkan citra yang baik atas product yang kita tawarkan. Kita juga harus meyakinkan target kita dengan memberikan teladan perbuatan yang sempurna. Agar kita tidak di cap sebagai sales yang hanya bisa membual dan menjual. Tetapi justru tidak pernah menjadi bagian dari product yang kita tawarkan. Tragis bila itu yang terjadi.

Menjadi sales juga berarti memiliki hubungan yang mesra dengan perusahaan dimana dia bekerja, dan juga hubungan yang baik dengan pelanggan. Karenanya, menghayati panggilan sebagai agen/sales keselamatan. Maka kita pun harus memiliki hubungan yang mesra dengan Kristus dan hubungan yang baik dengan sesama kita

Mari belajar untuk menjadi sales pewarta keselamatan. Mari belajar untuk menjadi sales pewarta damai. Dan mari kita menunjukkan citra diri yang sempurna sebagai milik Kristus yang telah menerima karya Agung Penebusan. Tak perlu malu dengan "seragam kehidupan kita". Apapun yang sedang kita kenakan sebagai seragam kehidupan sehari-hari, kita semua adalah agen/sales bagi keselamatan
Wartakan keselamatan, Beritakan itu…
BE A GOOD SALES…!!!

Jumat, Juni 29, 2012

Andai kita tahu


BACAAN : Mazmur 18 : 26-27

Jarum jam menunjukan pukul 07.30 wib. Sambil menunggu lampu hijau di perempatan TL Jl.Raya nginden, saya membuka Blackberry messengers.  Salah seorang contact bbm saya  meng update status  nya“ Kuingin Tuhan tahu, isi hatiku…” Saya tersenyum dan pikiran saya berkelana kemana-mana. Yang menjadi pokok pemikiran saya saat itu adalah, kira-kira  di pagi hari ini ada berapa banyak jiwa yang sedang meminta kepada Tuhan agar Dia tahu isi hati kita….
Saya pun teringat sebuah peribahasa, “dalamnya lautan dapat diukur, dalamnya hati siapa yang tahu ?” Apa karena ini, akhirnya kita merasa hanya Tuhan yang bisa tahu apa yang menjadi isi hati kita saat ini. Bahkan orang-orang terdekat kita pun, belum  tentu bisa tahu apa yang sedang menjadi isi hati kita. Tak ada yang bisa menebak, Semua terasa bagaikan misteri yang tak jelas jawabnya…
Hidup ini memang banyak persoalan. Hidup ini juga penuh dengan cita-cita dan pengharapan. Bahkan hidup ini terkadang penuh dengan segala keinginan yang sanggup mengalahkan apa yang sebenarnya menjadi kebutuhan kita. Ketika segala cita-cita,pengharapan dan keinginan kita tidak tercapai, mungkin hati kita merasa kecewa. Dan akibatnya kita merasa galau, lalu berkata,” Oh Tuhan…kuingin Kau tahu isi hatiku”
Sebagai Sang Pencipta, kita semua yakin bahwa DIA pasti tahu apa yang sedang menjadi  isi hati kita. Bahkan DIA bisa memahami  isi hati kita. Karena DIA tahu dan paham pada isi hati kita, maka sebenarnya hanya DIA jugalah yang bisa mengobati luka di hati kita. PenghiburanNya sungguh menguatkan batin kita. Janji dan penyertaanNya selalu ada dan berlaku bagi kita. Hanya dekat denganNya kita akan merasakan damai. Seperti yang  Chrisye nyanyikan dalam lirik lagu Damai bersamaMu, “ …Hanya padaMu Tuhan, tempat ku berteduh dari semua  kepalsuan Dunia”
Ketika sampai di perempatan Jl.Ngagel Jaya Selatan, tiba-tiba batin saya terhenyak, mengingat dan membayangkan apa yang sebenarnya menjadi isi hati Tuhan bila melihat kita dengan segala gaya kehidupan kita di dunia ini. Pada mulanya, Tuhan menciptakan manusia sebagai mahkluk termulia dan di mahkotai dengan kemuliaan dan hormat. Kepada kita diberikanNya tempat tinggal yang baik, lingkungan yang bersahabat. Namun apa yang terjadi ? kita seringkali merusak apa yang menjadi pemberian Tuhan tersebut dengan sikap egoisme kita. Coba kita renungkan bersama, betapa banyak berkat pemberian Tuhan kepada kita. Berkat kesehatan, sahabat, pekerjaan, keluarga dan masih banyak lagi berkat-berkat Tuhan yang tak dapat kita hitung, Namun seringkali kita menyepelekan bahkan mengabaikannya…
Bahkan berkat termahal yang diberikanNya kepada kita, yang terwujud dalam karya keselamatan atas kematian Kristus di kayu salib. Terkadang tidak kita anggap sebagai sebuah berkat termahal. Beberapa diantara kita menggadaikan dan menjualnya hanya demi kedagingan kita. Hanya demi memuaskan keinginan hati kita.
Teman-teman
Pernahkah kita berpikir apa yang menjadi isi hati Tuhan melihat ini semua ? Saya termenung dan berpikir. Andai saja telinga kita bisa mendengar suara Tuhan. Andai mata kita bisa melihat Tuhan secara langsung.  Mungkin kita akan mendengar dan melihat, Dia terduduk, menghela nafas panjang, dan berseru dengan suaraNya yang lirih, “ oalaaah…le….oalaah Ndhuk…” (BHS IND : aduh….anakku….aduh anakku…..)
Mari kita renungkan bersama. Bahwa kita pun perlu dan harus tahu apa yang menjadi isi hati Tuhan jika kita memang mengasihiNya. Kita wajib menyenangkanNya karena DIA benar-benar  mencintai kita sebagai umat ciptaanNya.
Merujuk Mazmur 18 : 26-27 “Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela.  TUHAN, Engkau setia kepada orang yang setia dan baik kepada orang yang baik “
Mari kita ciptakan relasi yang seimbang dengan Tuhan. Jangan hanya menuntut dan meminta agar Tuhan tahu dan menuruti apa yang menjadi kehendak kita. Tetapi mari kita berusaha terus untuk menyenangkanNya. Agar kelak ketika kita bertemu dengan DIA, kita bisa melihat DIA meyapa kita dan berkata “ Baik sekali perbuatanmu hai anakKu, masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan Tuanmu”

Dear RF …(My Contact BBM)
Thanks for being my inspiration..thru your BBM status in this morning
God always loves you….

Rabu, Juni 13, 2012

Capek tapi Nikmat




Bacaan : Matius 11 : 28-30


Saya tak pernah tahu siapa nama beliau. Yang pasti dia seorang penjual gethuk di pasar blauran Surabaya. Usianya sudah lebih dari 70 tahun dan sudah berjualan gethuk lebih dari 50 tahun. Saya pernah mengajaknya berbincang bincang. Dan dari perbincangan itu saya tahu bahwa sehari-hari beliau hanya tidur tak lebih dari 5 jam. Membuat gethuk dan menjualnya dipasar, itulah penyebabnya. Saya bertanya,apakah beliau tidak pernah merasa capai ? Jawabnya,"capek tapi nikmat". Saya makin penasaran dengan jawaban ini. Ketika saya tanya apa maksudnya, beliau menjawab, karena hanya dengan berjualan gethuk ini, beliau mampu mendewasakan anak-anaknya sampai mandiri dan berkeluarga. Bahkan kini anak-anaknya sudah mampu mandiri dan berkeluarga.

Seperti sepasang kerbau di sawah, yang dipasang "KUK" pada tubuhnya untuk membajak sawah. Demikian Tuhan Yesus menggambarkan bagaimana kehidupan umat manusia di dunia ini. Perlu usaha yang keras, semangat yang tak pernah padam untuk menaklukkan kehidupan dunia. Tak ada seorangpun yang merasa bahwa kehidupan sekarang itu mudah. Dimana-mana ada kompetisi. Seakan-akan berlaku hukum rimba,"Siapa yang kuat, dia yang menang"

Berbahagialah kita yang menjadi milik Kristus. Ditengah perjuangan kita, terdengar suaraNya,"Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu". Suara itu sungguh luar biasa dan menyejukkan kita. JanjiNya memang memberikan kelegaan dan bukan melepaskan semua keletihan dan kelesuan kita. Tetapi mari kita renungkan, bukankah kita akan merasa lega bila kita mampu mengatasi segala hal yang membuat kita letih dan lesu?

Yang harus kita lakukan adalah terus berjuang dan berjuang. Jangan mau kalah dengan si mbok penjual gethuk di pasar blauran. Ingat kata-kata nya, "'meski capek tapi nikmat". Tak perlu meratapi betapa capek nya kita didalam berjuang. Ingat saja betapa nikmatnya hasil ketekunan dan perjuangan kita. Ingat juga suara Kristus yang sudah pasti akan memberikan kelegaan kepada kita. Dengan itulah, KUK yang dipasang akan terasa ringan dan beban itu tidak terlalu berat bagi kita.

"Capek tapi nikmat. Capek perjuangannya tapi nikmat didalam mensyukuri hasilnya"